Pages

Rabu, 21 Desember 2016

DUA GARIS

Aku menikah tanggal 31 Juli 2016 lalu. Sama seperti pasangan baru menikah lainnya, akupun ingin bisa langsung diberi keturunan. Terlebih lagi, teman-teman seusiaku kebanyakan sudah memiliki buah hati. Alangkah senangnya membayangkannya 👶.

Tapi, baru menikah seminggu, ternyata aku halangan. Agak kecewa tapi yasudahlah ya, anggap saja diberi waktu lebih lagi untuk berduaan 😍😍. Di bulan berikutnya, jadwal menstruasi terlambat dari biasanya, suami suruh testpack tapi takut GR hehe, karena memang biasanya jadwal menstruasiku tidak teratur. Walaupun mulai terasa perubahan pada tubuhku, nafsu makan meningkat dan sekali dua kali sempat mual muntah, tapi tidak begitu kupikirkan karena biasanya kalo maag kambuh memang seperti itu.

Sampai malam itu, sepulang dari acara resepsi teman, suami langsung cuss ke apotek suruh beli testpack. OK bismillah kita coba. Paginya deg-degan coba tes, tapi gagal haha mungkin karena kelewat gugup jadinya malah jatuh tuh alat testpack 😣. Setelah itu, jadi rada males buat tes lagi, pengennya ntar-ntar aja. Tapi keesokan harinya sepulang kerja, sudah ada tu alat testpack di atas meja 😊. Rupanya suami suruh tes lagi. Bismillah bangun pagi-pagi buat tes. Tegang, gugup dan deg-degan nunggu hasilnya, dan taraaa dua garis nggak ini ya, kok samar-samar 😄.
alhamdulillah
Rasanya campur aduk, senang, takut, bersyukur, gugup rasa nggak percaya. Ini benar nggak ya. Terus bingung, gimana cara kasihtau ke suami. Mau langsung ngebangunin terus teriak happy, atau disembunyiin dulu kasih surprise, tapi gimana cara kasih surprisenya. Haha. Yasudahlah akhirnya tu hasil testpack cuma kutaruh di atas meja, biar suami bangun dan liat sendiri.
Akhirnya suami bangun, tapi dia nggak liat tu alat testpack haha. Ujung-ujungnya nanya gimana hasil tesnya.

"itu di atas meja" kataku.

Ekspresinya lucu, entah senang entah gugup, cuma bilang
"hah? ini artinya apa? positif? yang bener? serius? ada anjar junior? alhamdulillaah" 😂

Suami paling semangat langsung suruh cek ke dokter, dan siang itu juga, kami langsung ke RS terdekat. Di cek usg, alhamdulillah benar, kandunganku sudah 6 minggu. Terimakasih Ya Allah, Kau izinkan kami menjaga amanahMu ini 😍.



hello...

Sekarang, kandunganku sudah memasuki usia 18 minggu. Tiada yang paling membahagiakan selain dari kabar kehamilan seorang wanita. Tapi tidak semua kehamilan itu mudah. Benar, tidak semua kehamilan mudah dijalani. Kehamilan pertama ini, rasanya begitu berat. Trimester pertama mual tak tertahankan setiap malam, tidak bisa mencium bau masakan, terutama bawang. Syukurnya mual tidak di siang hari, jadi tidak mengganggu rutinitas kerjaku. Dan bisa disolusikan dengan makan banyak di siang hari, karena dijamin tidak ada makanan yang bisa masuk kalau sudah malam hari. Hanya bisa istirahat di kamar, bolak-balik kamar mandi.


Namun, memasuki trimester kedua ini, rasanya mualnya bukan berkurang melainkan makin parah. Yang biasanya hanya malam hari, sekarang tak menentu, bisa setelah sarapan, makan siang ataupun larut malam. Tapi apapun itu, tetap harus happy bukan? Ketika aku iri melihat teman lain yang kehamilannya begitu mudah tanpa rasa mual dan muntah, bisa makan sepuasnya, rasanya amat kurang bersyukurnya aku. Karena di sisi lain, ada yang mualnya lebih parah dari aku, bahkan sampai harus opname. Alhamdulillah, aku masih bisa makan, meskipun setelah itu dimuntahkan. Semual apapun itu, sesakit apapun itu, rasanya belum cukup untuk menggantikan nikmat ini. Terlebih saat melihat hasil usg, si baby begitu sehat, aktif, alhamdulillah, dinikmati, dijalani, dan disyukuri. Semoga ibu dan bayinya selalu diberi kesehatan, kemudahan, dan kelancaran selama kehamilan ini sampai lahiran nanti. Aaamiin.

"Ya Allah, peliharalah anakku ini selama ia berada di dalam perutku dan sehatkanlah ia. Engkau yang menyembuhkan, tidak ada penyembuhan selain penyembuhanMu, penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.

Ya Allah, rupakanlah atau bentukkanlah dia yang ada diperutku dengan rupa yang baik dan tetapkanlah di dalam hatinya iman Islam, iman kepada Engkau dan Rasul Mu.

Ya Allah, keluarkan dia dari perutku dengan mudah dan selamat. Jadikanlah ia sehat yang sempurna, berakal, dan pandai, alim dan beramal.

Ya Allah, panjangkanlah umurnya, sehatkanlah badannya, baikkanlah akhlaknya, fasihkanlah lisannya, baguskanlah suaranya untuk membaca Al-Quran dan hadist Nabi Muhammad SAW. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."


(Wulandari S, disadur dari www.pupututami.com)

Kamis, 14 April 2016

LADAYA, KETIDAKSENGAJAAN YANG MENYENANGKAN

HELLOOOOWW TENGGARONG

Yeaay finally menginjakkan kaki lagi di kota Raja. Sudah lama sekali sejak tragedi putusnya jembatan mahakam Tenggarong :( . Sebenarnya udah banyak info kalo Tenggarong sekarang makin ketjeh, tapi sayangnya belum ada waktu daan lebih tepatnya aku belum berani kalo harus kesana dengan menyeberangi sungai itu menggunakan kapal/klotok huhu. Tapi kabar gembira untuk kita semua, jembatan Tenggarong sudah bisa digunakan kembali. Horree \o/


here we go!
Jadi ceritanya tanggal 6 Maret yang lalu, aku dan rekan-rekan kantor berangkat ke Tenggarong untuk menghadiri acara pernikahan putri dari salah satu rekan kami. Kami berangkat dari Bontang sekitar jam 08.00 WITA dan tiba di Tenggarong sekitar jam 12.00 WITA. Sebenarnya waktu tempuh tidak selama itu, hanya saja kami mampir dulu di Samarinda.

Benar saja Tenggarong memang sudah banyak berubah, banyak taman-taman baru yang ikonik di tepian sungai mahakam, dan sepertinya masih akan ada lagi tempat nongkrong yang lebih greget, terlihat dari beberapa pengerjaan bangunan di sekitar tepian sungai yang belum selesai. Salah satu tempat rekreasi yang identik dengan Tenggarong selain Museumnya adalah Pulau Kumala, yang sekarang sudah ada jembatan penghubungnya. Yang menarik sekarang di jembatan itu kita bisa pasang gembok cinta, tau kan gembok cinta? gembok couple dikunci bareng pasangan sambil make a wish terus kuncinya dibuang deh, ala-ala korea gitu hihi, lucu sih tapi apa nggak malah membuat sungai tercemar dengan sampah kunci ya? hmm entahlah, mungkin Bu Rita punya solusinya. Sayang nggak sempat mengabadikan momen di taman taman cantiknya, karena nggak keburu waktunya.

Ok back to the story, tibalah kami di tempat acara. Salam-salaman, makan-makan, ketawa-ketiwi haha hihi, terus pamit pulang deh sama tuan rumah. Rencana awal kami akan langsung balik ke Samarinda untuk ngemall, yah harap maklum kami warga yang haus akan pusat perbelanjaan sekelas mall :(. Tapi setelah dipikir-pikir, sayang banget kalau sudah ke Tenggarong tapi nggak singgah di Ladaya. Yuhuu tempat hits anak kaltim masa kini dan instagramable tentunya. Jadi meluncurlah kami kesana, nggak butuh waktu lama untuk sampai ke lokasi. Nggak perlu takut nyasar juga karena ada penunjuk arah bertuliskan "LADAYA" di tiap persimpangan jalan.

Dari Masjid Agung mungkin hanya butuh waktu sekitar 10-15 menit, kamipun tiba di Ladaya. Dari tempat parkir ternyata masih harus berjalan kaki ke lokasi, tidak jauh hanya saja jalannya agak berbukit dan cuaca hari itu lumayan terik. Di sepanjang jalan ramai pedagang kaki lima. Yang dijual banyak dan beragam, mulai dari topi, pernak-pernik khas kaltim, minuman dingin, makanan sampai buah durian dan lai juga ada.

Untuk yang belum pernah ke Ladaya, aku sarankan jangan pakai high heels atau wedges sekalipun, kecuali kalian memang ahlinya. Hahaha. Kenapa demikian, jadi ternyata medan di Ladaya itu tanah berbukit-bukit dan agak terjal. Sementara aku yang kesana dengan setelan ala-ala kondangan, hari itu sepertinya agak salah kostum. Bahan baju yang tidak menyerap keringat di teriknya matahari hari itu sangat tidak nyaman untukku, ditambah sandal wedges yang kugunakan juga mempersulit langkahku :(. Apalagi aku yang notabene sangat tidak terbiasa dengan heels, lebih suka flat atau teplek, harus berjalan kaki lumayan jauh di medan yang seperti itu dengan wedges, berasa princess sok imut karena jalannya harus pelan-pelan, kalo tidak mau jatuh terguling-guling (hiks).

By the way, untuk masuk ke Ladang Budaya Lanjong alias Ladaya ini cukup dengan tiket masuk seharga Rp 10.000 untuk orang dewasa, dan Rp 5.000 untuk anak-anak. Kita sudah dapat menikmati pemandangan yang asri dan berfoto di seluruh area. Di dalam terdapat kantin, arena outbond, mini zoo, flying fox dan masih banyak lagi. Salah satu yang jadi pusat perhatian adalah pondok penginapan yang bentuknya unik. Pengunjung dapat menyewa penginapan itu dengan membayar Rp 250.000, dan bisa istirahat santai di dalamnya dengan fasilitas lengkap, seperti kasur, AC, dan toilet. Kalau kami sih, cukup foto di depan penginapan saja hihi. Kami tidak sempat mengelilingi secara keseluruhan, padahal sepertinya masih banyak wahana menarik lainnya, karena cuaca yang kurang bersahabat dan Ladaya lumayan crowded mengingat hari itu bertepatan dengan weekend.













Yah begitulah cerita ketidaksengajaanku ke Ladaya. Melelahkan tapi menyenangkan. Terima kasih Tenggarong. See u next time :*





Minggu, 03 April 2016

Just Tired.

I'm just tired. Tired of trying. Tired of everything. Yah. This is what dying must feel like :(





















Manusia hanya bisa berencana. Tapi Tuhan jugalah yang menentukan. Sekuat apapun kamu berusaha bertahan, jika Tuhan inginkan kau pergi, maka usahamu tak kan berbuah hasil apa-apa. Begitupun jika Tuhan inginkan kau tetap tinggal, sekeras apapun usahamu untuk pergi, kau tak kan kemana-mana.

Yah begitulah hidup. Terkadang dunia bisa begitu kejam. Ketika apa yang diinginkan tidak bisa didapatkan, haruskah menyerah dengan keadaan? berhenti berjalan? atau membiarkan diri terbawa arus waktu yang terus saja bergulir?.
Hey! waktu tak kan berhenti untuk menunggumu bangkit. Waktu tak kan berhenti untuk menunggumu kuat. Waktu terus berjalan. Tak peduli kau menyerah, menangis, terjatuh, tertatih, terluka ataupun berdarah. Who cares?!

Rabu, 27 Januari 2016

BASAH-BASAH SERU DI BERAS BASAH

Beras Basah, Bontang, Kalimantan Timur

Yeaay..akhirnya berjumpa pantai. Liburaannn...

Hari Minggu lalu, tepatnya tanggal 24 Januari 2016, seluruh kru Telkom Datel Bontang dan Sangatta menghabiskan weekend di Beras Basah. Sebuah pulau kecil nan indah di sudut kota Bontang. Mungkin sudah tidak asing lagi ya, karena Beras Basah merupakan salah satu destinasi wisata kota Bontang yang banyak dikunjungi para wisatawan.

Kami berkumpul pukul 07.30 WITA di pelabuhan Tanjung Laut, untuk kemudian berangkat menggunakan kapal menuju Beras Basah. Kami menyewa dua kapal, dengan muatan masing-masing maksimal 50 penumpang. Untuk satu kapal disewa dengan harga Rp 600.000,-. FYI untuk menuju Beras Basah, bisa melalui 3 jalur; yaitu Bontang Kuala, Tanjung Limau dan Tanjung Laut. Saya sendiri sebelumnya sudah dua kali ke Beras Basah melalui jalur Bontang Kuala. Kali ini, untuk ketiga kalinya kesana menggunakan jalur yang berbeda, Tanjung Laut. Waktu yang ditempuh sekitar 40 menit. Beruntung cuaca sedang bersahabat, meski lautnya agak berombak. Tapi asyik kok :)

Disana, terdapat tenda-tenda untuk berteduh yang disewakan seharga Rp 100.000,-. Kami menyewa tiga tenda sekaligus. Setibanya disana, kami para wanita langsung "beberes" dan menyiapkan camilan kue dan makanan untuk makan siang, sambil menunggu rekan-rekan dari Sangatta yang belum tiba. Sebenarnya disana terdapat kios makanan, namun tentu saja harga makanan/minuman yang dijual jauh lebih mahal dari harga biasanya.

Setelah semua berkumpul, kegiatan diisi dengan sesi foto bersama kemudian games games seru. Oiya, disana juga terdapat wahana permainan banana boat. Sayang aku tidak bisa ikut main karena alasan pribadi. Hanya bisa melihat dari pinggir pantai. huhu.






















Weekend yang sangat menyenangkan meski singkat. Semoga masih bisa liburan bareng lagi ya teman-teman. Sampai jumpa di liburan berikutnya :))