Pages

Kamis, 14 April 2016

LADAYA, KETIDAKSENGAJAAN YANG MENYENANGKAN

HELLOOOOWW TENGGARONG

Yeaay finally menginjakkan kaki lagi di kota Raja. Sudah lama sekali sejak tragedi putusnya jembatan mahakam Tenggarong :( . Sebenarnya udah banyak info kalo Tenggarong sekarang makin ketjeh, tapi sayangnya belum ada waktu daan lebih tepatnya aku belum berani kalo harus kesana dengan menyeberangi sungai itu menggunakan kapal/klotok huhu. Tapi kabar gembira untuk kita semua, jembatan Tenggarong sudah bisa digunakan kembali. Horree \o/


here we go!
Jadi ceritanya tanggal 6 Maret yang lalu, aku dan rekan-rekan kantor berangkat ke Tenggarong untuk menghadiri acara pernikahan putri dari salah satu rekan kami. Kami berangkat dari Bontang sekitar jam 08.00 WITA dan tiba di Tenggarong sekitar jam 12.00 WITA. Sebenarnya waktu tempuh tidak selama itu, hanya saja kami mampir dulu di Samarinda.

Benar saja Tenggarong memang sudah banyak berubah, banyak taman-taman baru yang ikonik di tepian sungai mahakam, dan sepertinya masih akan ada lagi tempat nongkrong yang lebih greget, terlihat dari beberapa pengerjaan bangunan di sekitar tepian sungai yang belum selesai. Salah satu tempat rekreasi yang identik dengan Tenggarong selain Museumnya adalah Pulau Kumala, yang sekarang sudah ada jembatan penghubungnya. Yang menarik sekarang di jembatan itu kita bisa pasang gembok cinta, tau kan gembok cinta? gembok couple dikunci bareng pasangan sambil make a wish terus kuncinya dibuang deh, ala-ala korea gitu hihi, lucu sih tapi apa nggak malah membuat sungai tercemar dengan sampah kunci ya? hmm entahlah, mungkin Bu Rita punya solusinya. Sayang nggak sempat mengabadikan momen di taman taman cantiknya, karena nggak keburu waktunya.

Ok back to the story, tibalah kami di tempat acara. Salam-salaman, makan-makan, ketawa-ketiwi haha hihi, terus pamit pulang deh sama tuan rumah. Rencana awal kami akan langsung balik ke Samarinda untuk ngemall, yah harap maklum kami warga yang haus akan pusat perbelanjaan sekelas mall :(. Tapi setelah dipikir-pikir, sayang banget kalau sudah ke Tenggarong tapi nggak singgah di Ladaya. Yuhuu tempat hits anak kaltim masa kini dan instagramable tentunya. Jadi meluncurlah kami kesana, nggak butuh waktu lama untuk sampai ke lokasi. Nggak perlu takut nyasar juga karena ada penunjuk arah bertuliskan "LADAYA" di tiap persimpangan jalan.

Dari Masjid Agung mungkin hanya butuh waktu sekitar 10-15 menit, kamipun tiba di Ladaya. Dari tempat parkir ternyata masih harus berjalan kaki ke lokasi, tidak jauh hanya saja jalannya agak berbukit dan cuaca hari itu lumayan terik. Di sepanjang jalan ramai pedagang kaki lima. Yang dijual banyak dan beragam, mulai dari topi, pernak-pernik khas kaltim, minuman dingin, makanan sampai buah durian dan lai juga ada.

Untuk yang belum pernah ke Ladaya, aku sarankan jangan pakai high heels atau wedges sekalipun, kecuali kalian memang ahlinya. Hahaha. Kenapa demikian, jadi ternyata medan di Ladaya itu tanah berbukit-bukit dan agak terjal. Sementara aku yang kesana dengan setelan ala-ala kondangan, hari itu sepertinya agak salah kostum. Bahan baju yang tidak menyerap keringat di teriknya matahari hari itu sangat tidak nyaman untukku, ditambah sandal wedges yang kugunakan juga mempersulit langkahku :(. Apalagi aku yang notabene sangat tidak terbiasa dengan heels, lebih suka flat atau teplek, harus berjalan kaki lumayan jauh di medan yang seperti itu dengan wedges, berasa princess sok imut karena jalannya harus pelan-pelan, kalo tidak mau jatuh terguling-guling (hiks).

By the way, untuk masuk ke Ladang Budaya Lanjong alias Ladaya ini cukup dengan tiket masuk seharga Rp 10.000 untuk orang dewasa, dan Rp 5.000 untuk anak-anak. Kita sudah dapat menikmati pemandangan yang asri dan berfoto di seluruh area. Di dalam terdapat kantin, arena outbond, mini zoo, flying fox dan masih banyak lagi. Salah satu yang jadi pusat perhatian adalah pondok penginapan yang bentuknya unik. Pengunjung dapat menyewa penginapan itu dengan membayar Rp 250.000, dan bisa istirahat santai di dalamnya dengan fasilitas lengkap, seperti kasur, AC, dan toilet. Kalau kami sih, cukup foto di depan penginapan saja hihi. Kami tidak sempat mengelilingi secara keseluruhan, padahal sepertinya masih banyak wahana menarik lainnya, karena cuaca yang kurang bersahabat dan Ladaya lumayan crowded mengingat hari itu bertepatan dengan weekend.













Yah begitulah cerita ketidaksengajaanku ke Ladaya. Melelahkan tapi menyenangkan. Terima kasih Tenggarong. See u next time :*





Minggu, 03 April 2016

Just Tired.

I'm just tired. Tired of trying. Tired of everything. Yah. This is what dying must feel like :(





















Manusia hanya bisa berencana. Tapi Tuhan jugalah yang menentukan. Sekuat apapun kamu berusaha bertahan, jika Tuhan inginkan kau pergi, maka usahamu tak kan berbuah hasil apa-apa. Begitupun jika Tuhan inginkan kau tetap tinggal, sekeras apapun usahamu untuk pergi, kau tak kan kemana-mana.

Yah begitulah hidup. Terkadang dunia bisa begitu kejam. Ketika apa yang diinginkan tidak bisa didapatkan, haruskah menyerah dengan keadaan? berhenti berjalan? atau membiarkan diri terbawa arus waktu yang terus saja bergulir?.
Hey! waktu tak kan berhenti untuk menunggumu bangkit. Waktu tak kan berhenti untuk menunggumu kuat. Waktu terus berjalan. Tak peduli kau menyerah, menangis, terjatuh, tertatih, terluka ataupun berdarah. Who cares?!